Produksi Mutiara Laut Selatan tahun 2010

Sebuah analisis.

Produksi Mutiara Laut Selatan Indonesia saat ini mencapai 26% dari jumlah produksi Mutiara Laut Selatan dunia. Demikian Siaran Pers yang disampaikan Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Soen`an H. Poernomo dan diaminkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Dr. Fadel Muhammad. Sebuah kabar menarik dalam perkembangan pasar mutiara budidaya dunia. Tentu saja terdapat sekitar 74% Mutiara Laut Selatan masih dikuasai negara lain. Setidaknya terdapat Australia, Filipina, Myanmar dan Jepang sendiri di dalamnya. Selama ini Australia adalah pesaing utama produser Mutiara Laut Selatan baik secara kuantitas bahkan kualitas. Rivalitas Indonesia dengan Australia bahkan dengan Filipina makin meningkat belakangan ini.


Kelemahan Indonesia (bila bisa dikatakan demikian) adalah hampir 90% usaha budidaya dikuasai oleh perusahaan asing. Kondisi ini tentu saja tak menjadikan budidaya mutiara sebagai budidaya rakyat. Tidak sama dengan beberapa hewan budidaya potensial lainnya seperti ikan, misalnya.

Indonesia juga bercita-cita bahwa akan merengkuh 50% pasar Mutiara Laut Selatan dunia. Dengan menawarkan usaha budidaya mutiara ini ke rakyat, plus sinergi usaha dengan pembentukan Pearl Center yang menyuplai ilmu dan teknologi budidaya moderen cita-cita ini barangkali tak akan tetap tinggal sebagai angan belaka. Setidaknya langkah ini akan mengawali usaha berbasis kajian ilmiah seperti di negara-negara maju.

Setidaknya terdapat beberapa kendala untuk menjadikan usaha mutiara menjadi usaha rakyat. Diantaranya adalah kualitas produksi Indonesia masih cenderung di bawah produksi Australia, dan sebuah kendala utama mengapa usaha ini belum merakyat: kredit usaha. Harus diakui kendala kredit dari bank memang masih cukup berat. Keadaan ini memang dianggap 'wajar' apabila rakyat akan mengadopsi sepenuhnya cara budidaya perusahaan. Sebuah rekayasa model budidaya sangat diperlukan sehingga momok modal tinggi dan high risk akan teratasi bila usaha ini diadopsi rakyat. Menjadikan usaha ini feasible di mata bank dan di mata rakyat sendiri.


© 2010, N. Gustaf F. Mamangkey
LihatTutupKomentar